Tuesday, July 21, 2020

Reposisi Makna Istilah Islam Washathiah

Istilah Islam Wasithiyah dimanfaatkan oleh sebagian orang-orang yg menghendaki jauhnya agama termasuk sekuleris dari kehidupan muslim atau dengan bahasa yang kelihatannya santun "Islam Moderat". Padahal sebenarnya ia adalah sebagaimana kata pepatah "Kalimatul haq yurodu biha al bathil" 
Yang artinya: 
Perkataan yang  benar namun yang diinginkan kebatilan.

Mirip  dengani seruan "tamadzhub" (ajakan bermazhab) yangayang ini yg gencar digaungkan oleh sebagian orang.

Salah seorang syaikh lebih out of the box menganalisis permasalahan ini, Syaikh Abdurrohman Al Mahmud hafizhahullah mantan anggota haiah kibar ulama Arab Saudi  mengatakan bahwa seruan tamadzhub sebenarnya ada motif lain agar nampak dengan bahasa dan kemasan yang lebih halus yaitu mengajak kembali pada pemahaman madzhab dalam furu' fiqhiyah namun pada hakikatnya mereka menginginkan agar dalam masalah ushul aqidah juga dikembalikan kepada ulama-ulama mazhab yang dalam hal ini ada yg keluar dari ushul aqidah salafiah. Dalam artian bahwa seruan tamadzhub adalah sebagian usaha orang-orang untuk menahan shohwah dakwah salafiyah yang terus bergulir. 
Shohwah dakwah salafiyah ialah dakwah yang mengajak kaum muslimin agar tidak terjatuh dalam kungkungan fanatik sempit dalam bermazhab namun bukan berarti meninggalkan madzhab sama sekali yaitu dengan menumbuhkan kecintaan kepada dalil-dalil Al Qur'an dan As-Sunnah bermazhab.

Meskipun beliau mengatakan bahwa tidak diragukan lagi bahwasanya bermazhab dalam masalah fiqh bukan suatu hal yang tercela bahkan sangat penting akan tetapi dalam masalah aqidah harus dikembalikan kepada para salaf dan aqidah para imam 4.

Islam Washathiah atau Islam Pertengahan yang akhir-akhir ini sering disebut sebagai Islam moderat,

Ianya adalah suatu kalimat quraniyah
Washathiah dalam Al Qur'an Allah Ta'ala telah sebutken di surah Al Baqarah
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang "pertengahan" (adil) (Al Baqarah ayat 143)

Dalam kitab Aisarut Tafasir karya Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi rahimahullah dikatakan bahwa Umat Islam dijadikan sebagai umat pertengahan (washathiah), yakni umat yang adil dan umat pilihan;

karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat dan akan bersaksi di akhirat bahwa para rasul telah menyampaikan risalah kepada kaumnya, 

sebagaimana Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam akan menjadi saksi terhadap umatnya, bahwa Beliau telah menyampaikan riasalahnya. Umat Islam adalah umat pertengahan, mereka pertengahan dalam masalah agama antara orang-orang yang ghuluw (berlebihan) dan orang-orang yang meremehkan. 

Contoh pertengahan/washathiah umat Islam adalah mereka tidak seperti orang-orang Nasrani yang berlebihan kepada nabi mereka sampai menuhankannya, dan tidak seperti orang-orang Yahudi yang bersikap kasar kepada nabi-nabi mereka. 

Umat Islam beriman kepada semua nabi dan tidak membeda-bedakannya dalam beriman.
Sementara dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir dikatakan bahwa kemajuan hakikatnya menjadi keistimewaan bagi orang-orang yang berpegang teguh pada ajaran islam, dan keterbelakangan adalah keburukan bagi mereka yang berpaling dari islam, karena dalam lanjutan ayat ini Allah Ta'ala mengatakan:
{ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ }
sesungguhnya ini adalah bukti keterbelakangan dari petunjuk, karena barangsiapa yang membelot dari ajaran Rasulullah hakikatnya dia tidak melihat apa yang terjadi dibelakangnya;
 
dan barangsiapa yang mengatakan kepada 
orang-orang yang berpegang teguh dengan kitab Allah dan Rasul-Nya bahwa mereka adalah orang yang terbelakang, maka kita katakan kepada mereka : kamu lah sesungguhnya orang orang yang terbelakang itu.

Wallahu a'lam.

Semoga Allah Ta'ala senantiasa mengistiqomahkan kita semua diatas Islam yang washathiah dan As-Sunnah.

No comments:

Post a Comment