Saturday, December 28, 2019

Berikan Saja Yang Terbaik

Mungkin pernah suatu masa anda merasa kesal dan sesal atas perbuatan baik yang anda lakukan kepada orang lain?

Berikan saja yang terbaik dalam muamalah anda terhadap sesama manusia. Jangan pernah berharap balasan dari mereka karena hakikat dari hubungan baik yang anda berikan itu ialah ta'abud kepada Allah Subhanahu Wata'ala yang tentu saja karena anda mengharapkan keridhaan-Nya.

Apabila anda merasa kecewa tidak mendapatkan balasan yang setimpal mungkin saja itu ialah kudrat manusia ada pada orang lain yaitu jauh dari kesempurnaan dan naluri anda sebagai manusia menginginkan yang terbaik tetapi kuburkanlah dalam-dalam pengharapan kebaikan dari makhluk dan tanamkan dalam sanubari anda bahwa anda berbuat baik karena mengharapkan Wajah Allah Ta'ala semata.

Kunjungilah mereka walaupun anda berbeda dan doakan kebaikan dan keberkahan bagi mereka.

Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan lindungan Allah Ta'ala kelak di hari kiamat disebabkan karena kita saling mencintai Karena Nya.

Sunday, December 22, 2019

Lahjah-Lahjah Dalam Bahasa Arab dan Kendalanya bagi Para Penutur Non-Arab

لهجات اللغة العربية وتحدياتها لغير الناطقين بها
Lahjah-Lahjah Dalam Bahasa Arab dan Kendalanya bagi Para Penutur Non-Arab
١٥/١٢/٢٠١٩ 17/4/141
ألقيت في المهرجان اللغة العربيةبمسجد المحسنين، باري، إندونيسا

Masalah terbesar pada sebagian besar diantara kita sebagai seorang muslim ialah kita tidak faham bahasa Arab sebagai bahasa Al Quran dan Assunnah dan di waktu yang sama kita tidak menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa akademik di zaman ini.

من هنا أريد أن أكد أننا في الحقيقة لدينا الفرصة الكبيرة لتعلم اللغة الجديدة
karena sebenarnya bahasa Indonesia itu sendiri sebagai bahasa resmi Indonesia bukan bahasa ibu bagi kebanyakan masyarakat Indonesia atau ia adalah bahasa kedua bagi kita. 

Penutur asli bahasa Indonesia mungkin orang-orang berbahasa Melayu di Sumatra, Kalimantan bagian barat dan masyarakat yang tinggal di perkotaan. Biasanya yang berasal dari daerah nanti belajar bahasa Indonesia di sekolah, akses media dll. 
Jadi tidak sulit bagi kita untuk belajar bahasa Arab apalagi telah dijanjikan dalam Al Quran.

Padahal,
إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ [الزخرف : 3]
(3) Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).

Tetapi ketika mempelajari bahasa Arab tentu saja ada kendala dan tantangannya. Karena hidup itu sendiri ialah suatu ujian dan tantangan. 

Bahasa Arab itu seringkali dikesankan horor dan dianggap terlalu suci untuk dikenali. Karena bahasa Arab itu bagian dari agama, syaithan tidak akan pernah ridho kalau ummat Islam memahami agamanya. Bahkan orang Arab sendiri ada yang merasa minder berbahasa Arab. Misalnya ketika di beberapa bandara negara-negara Arab; orang-orang Arab termasuk pekerja bandara lebih memilih dan bangga menggunakan bahasa Inggris sekalipun dia tahu bahwa lawan bicaranya mampu berbahasa Arab. Padahal bahasa Arab kalau diniatkan mengikuti bahasa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maka insyallah kita akan mendapatkan pahala.

Salah satu tantangan dalam bahasa Arab ialah lahjah. Dan secara khususnya, bahasa Arab ammiyah juga menjadi faktor yang menghambat perkembangan bahasa fushah. Bahasa Arab fushah berbeda dengan bahasa ammiyah (pasaran). Bahkan para ahli bahasa Arab mengatakan ammiyah itu musuh fushah. Dan Syaikh Ahmad Al-Libiy dalam pemaparannya tadi membedakan antara lahjah dan ammiyah. 
Tetapi perlu diketahui bahwa pada dasarnya bahasa Arab yang dikenali sekarang ini ialah bahasa Arab dari Lahjah Qurays tetapi perbedaan dalam lahjah/logat kadang ditolerir dalam Al Quran selama perkataan itu berasal dari lahjah-lahjah Arab yang diakui. Misalnya dalam surah Al hujurat ada kata-kata fatabayyanu dalam qiraah lain dibaca dengan fatsabbatu. Perbedaan lahjah itu ialah hal yang biasa selama berasal dari lahjah mu’tamadah dan tidak keluar dari kaidah-kaidah nahwu.
قال الله عز وجل في السورة الروم
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّلْعَالِمِينَ [الروم : 22]
Artinya:
(22) Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui
قال الإمام الطبري رحمه اللهالقول في تأويل قوله تعالى(وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْيقولواختلاف منطق ألسنتكم ولغاتها

وفي زمان رسول الله صلى الله عليه وسلم كانو يعترفون على اللهجات،
إضافة على ذلك اللهجة المعتمدة في النحو غير اللغة قريش هي اللغة بني تميم، الحميري

Misalnya dalam bahasa kita (untuk pendekatan contoh ril) dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu Malaysia ada beberapa kata-kata yang sama tetapi maknanya berbeda atau lain di Indonesia lain dipakai di Malaysia tetapi sama-sama ada dalam KBBI. Misalnya kata pusing: di Indonesia biasa menertawakan ketika pusing diartikan sebagai berputar karena dipakai kebanyakan dengan arti pening di kita. Namun ternyata kedua makna itu ada dalam KBBI. Pinggir di Indonesia kalau di Malaysia disebut dengan tepi. Dsb.

Imam Syafi’i rahimahullah ketika mempelajari bahasa Arab beliau masuk tinggal di kabilah-kabilah Arab.

Contoh sederhana yang bisa menjadi motivasi dalam belajar bahasa Arab ialah:
  1. Ada orang Indonesia pegawai kedutaan Arab Saudi berbicara bahasa Arab seperti orang Arab padahal ia hanya belajar bahasa Arab ammiyah dari YouTube saja.
  2. Saya sendiri berasal dari jurusan ekonomi bukan alumni pesantren tetapi karena saya belajar di mahad Al Lughah Al Arabiyah selama 2 tahun lalu masuk S2 yang menggunakan bahasa Arab. Dan sebagian orang pesimis dengan langkah saya apalagi S2 Ekonomi kebanyakan diajar pakai ammiyah. Misalnya saja mata kuliah pertama matematika ekonomi diajar sama orang Syria pakai lahjah Syiria. Tapi seiring dengan waktu akhirnya mudah menyesuaikan. Tentu saja dengan bergaul dan berbahasa Arab dengan orang-orang Arab. Dan Allah memberikan jalan terbaik bagi orang-orang yang selalu optimis dan berprasangka baik kepada Allah subhanahu wata’ala.

أقسام اللغة العربية
  1. الفصحى (العربية التراثية) (Classical Arabic)
  2. الفصيحة (modern standar arabic)
  3. العامية (slang)
Apa yang dimaksud dengan lahjah?
Lahjah ialah dialek atau logat atau colloqial atau spoken Language (bahasa percakapan) yang digunakan di beberapa kawasan Arab dimana lahjah Arabiya secara umum dikategorikan dalam 9 kelompok besar:
  1. Hassaniya Arabic (Mauritania)
  2. North African Arabic (Marocco, Algeria, Tunisia, & Libya)
  3. Egyptian Arabic
  4. Levantine Arabic (Lebanon, Syria, Jordan, Palestine)
  5. Iraqi Arabic
  6. Gulf Arabic (Kuwait, Bahrain, Qatar, UEA, Oman)
  7. Hejazi Arabic (Western Saudi Arabia)
  8. Najdi Arabic (Central Saudi Arabia)
  9. Yemeni Arabic (Yemen, Southwestern Saudi Arabia)

Ciri-Ciri Lahjah
  1. Penggunaan nahwu sederhana 
    • مثالأنا قاعدأنا كاتبوليس أنا أكتب، أنا قعدت وغير ذالك،،،،
  2. Beberapa kata diucapkan berbeda tergantung lahjah nya
  3. Beberapa perkataan dan ungkapan yang sama memiliki makna yang berbeda di tiap lahjah. Misalnya kata mabshuth: di Saudi maknanya bagus tetapi di Irak maknanya dipukul.
  4. Biasanya lahjah nanti ditulis jika ada sesuatu humor yang mau diungkapkan
  5. Kata-katanya lebih mudah dan relatif berbeda dengan fushah. 
    • ليش dari kata لأي شيء يعني لماذا؟
    • كيف حالك؟
      • في الرياضإيش لونك؟
      • في جدةإيش الحرجع؟
      • في الشامكيفك؟
      • في مصرإزيك، انت عامل إي؟
        • أي النوع الذي سنختار في التعلم اللغة العربية؟



أي شيء نتعلم؟
  1. الفصحى لأنها تساعدنا في فهم القران والسنة، وهذه النقطة نتفق فيها
  2. نبدأ بالاستماع ثم المحادثة نتعلم القراءة، الكتابة، وبعد ذلك تعلم اللهجة
  3. المتعلمون من العرب يفضلون الفصحى
  4. إختيار نوع اللغة حسب المستوى المتكلم
  5. من الممكن أن نتعرف على اللهجة الأساسية المعروفة؛ مثالإيش هذا؟ إيش فيك؟ إيوىلأن أصلها من الفصحى
  6. اللهجة المغربية والجزائرية غير مفهومة في السعودية ولذلك ينبغي أن لا نبدأ بالتعلم اللهجة المغربية في بداية التعلم اللهجة.

نسأل الله أن يفقهنا في اللغة العربية كي نتفقه في الدين

Wednesday, December 18, 2019

Hukum Seputar Pakaian Di Bawah Mata Kaki Bagi Kaum Lelaki



Diantara adab-adab bagi seorang muslim ialah berpakaian yang indah dari pakaian yang kita miliki, dan yang paling utama bagi lelaki adalah pakaian yang berwarna putih, tidak menjulur atau labuh di bawah mata kaki (isbal), memulai memakai dengan tangan kanan dan memulai membuka dengan tangan kiri.

Dalam masalah memanjangkan kain di bawah mata kaki ada beberapa persoalan diantaranya;


Apakah larangan isbal hanya berlaku bagi orang yang sombong?

Sebagian orang berhujjah mengenai pakaian (celana/sirwal, jubah ataupun kain sarung) di bawah mata kaki bagi laki-laki yang tidak sombong dengan hadits lain yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Abu Daud dan An-Nasai, bahwa Abu Bakr radhiallahu anhu berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam setelah mendengarkan hadits tersebut: “Sesungguhnya kain sarungku selalu melorot ke bawah kecuali saya menaikkannya”, lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab kepada Abu Bakr radhiallahu anhu:
“Sesungguhnya engkau bukan termasuk yang melakukannya dengan sombong.
Begitu pula hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam riwayat Abu Daud dari sahabat Ibnu Mas’ud:
مَنْ أَسْبَلَ إِزَارَهُ فِى صَلَاتِهِ خُيَلَاءَ فَلَيْسَ مِنَ اللهِ جَلَّ ذِكْرُهُ فِى حَلٍّ وَلَا حَرَامٍ. [رواه أبو داود]
Artinya: “Barangsiapa yang memanjangkan sarungnya dalam shalatnya karena sombong, maka ia di hadapan Allah seperti orang yang tidak mengenal halal dan haram.”

Jawaban:
Pendapat ini lemah ditinjau dari beberapa sisi
  1. Hadits Abu Bakr radhiyallahu anhu khusus kepada beliau. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mentazkiyah (memberikan rekomendasi) kepada beliau dengan mengatakan engkau bukan orang yang sombong adapun kita muslim yang lainnya tidak ada yang mentazkiyah kita.
  2. Hukum asal pakaian Abu Bakr radhiyallahu anhu adalah tidak isbal (yaitu diatas mata kaki) namun karena badan beliau kurus sehingga kainnya selalu turun dan beliau pun berusaha menaikkannya.
  3. Hadits larangan isbal bagi yang sombong ialah hadits mutlak adapun hadits larangan isbal bagi seluruh lelaki ialah hadits khusus. Dalam kaidah ushul fiqh ketika hadits khusus bertemu dengan hadits umum maka hadits khusus lebih didahulukan karena sifatnya penjelasan terhadap dalil umum.
  4. Isbal dengan kesombongan ialah termasuk dosa besar, adapun isbal tanpa kesombongan maka termasuk dosa biasa yang jika dilakukan berulang-ulang maka dikhawatirkan terjerumus dalam dosa besar
Referensi
  • Syaikh Salih Al Usoimi waffaqallahu dalam risalah Al Adabul AlasyorohM
  • Minhajul Muslim oleh Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi rahimahullah
  • Al Isbal Lighairi Khuyala Syaikh Walid Muhammad Nabih hafizhahullah
  • Syaikh Ibn Baz rahimahullah Hukm Isbal li Ghayri Al Khuyalaa
Semoga Allah Ta'ala memberikan taufik-Nya kepada kita untuk menjalankan sunnah-sunnah RasulNya shallallahu alaihi wasallam.

Tentang Prediksi Kapan Terjadinya Hari Kiamat

Disampaikan pada Tausiah Ba’da Subuh di Masjid Al Muhsinin, Pare, Kediri 
20 04 1441 H / 18 12 2019 M

Diantara yang wajib kita ketahui dengan benar dalam syariat agama ini ialah rukun iman yang kelima yaitu beriman kepada hari akhir. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam hadits yang masyhur ketika Jibril datang kepada beliau bertanya apakah yang dimaksud dengan iman? Lalu beliau menjawab;
الإيمان أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر والقدر خيره وشره 
Iman ialah beriman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya rasul-rasulNya, hari akhir dan takdir baik dan buruk.

Pembahasan tentang hari kiamat adalah suatu pembahasan yang mengundang rasa penasaran dan tanda tanya pada kebanyakan orang. Kapankah hari kiamat itu terjadi? Dan bagaimana karakteristik dan keadaannya?

Namun perlu dipahami bahwa ilmu tentang hari kiamat adalah ilmu ghaib yang tidak diketahui melainkan wahyu yang datang dari Allah subhanahu wata’ala dan hadits-hadits dari Rasulullah shalllallahu alaihi wasallam.

Allah Ta'ala berfirman

يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللَّهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا [الأحزاب : 63]

( 63 )   Manusia bertanya kepadamu tentang hari kiamat. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.

Demikian pula firmanNya
إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; 

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَكَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ [الأعراف : 187]
(187)   Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Kapankah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا [النازعات : 42]
(42)   (Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya

فِيمَ أَنتَ مِن ذِكْرَاهَا [النازعات : 43]
(43)   Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?

إِلَىٰ رَبِّكَ مُنتَهَاهَا [النازعات : 44]
(44)   Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).

إِنَّمَا أَنتَ مُنذِرُ مَن يَخْشَاهَا [النازعات : 45]
(45)   Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit)

Seorang sahabat mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertanya kapan terjadinya hari kiamat lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab apakah yang telah kamu persiapkan untuknya?

Dalam hadits Jibril juga disebutkan bahwa Jibril bertanya kepada beliau kapan terjadinya hari kiamat lalu beliau menjawab orang yang bertanya tentangnya lebih tahu daripada penanya. Lalu Jibril menanyakan tanda-tandanya. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab:
  1. Ketika seorang budak (hamba) melahirkan tuannya
  2. Manusia berpakaian tetapi telanjang
  3. Manusia berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan
Dari Hadits ini disimpulkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam saja tidak berani berkata-kata tanpa ilmu yang dalam hal ini wahyu yang diturunkan kepada beliau. Beliau shallallahu alaihi wasallam dalam masalah hari kiamat seluruhnya menyebutkan Hadits-Hadits tentang tanda-tanda akan terjadinya hari kiamat. Tidak pernah beliau menetapkan secara pasti pada tahun sekian kecuali beliau shallallahu alaihi wasallam menyebutkan bahwa kiamat akan terjadi pada hari Jumat.

Ada golongan yang mendustakan hari kiamat yaitu dimulai dari musyrikin Qurays hingga mempunyai pengikut hingga saat ini. Dan ada golongan yang berlebih-lebihan menyikapi hari kiamat sampai mencari-cari secara detail tanda-tanda hari kiamat. Misalnya berusaha mencari pulau tempat tinggalnya dajjal, dll. Namun sikap yang benar ialah mengimani ayat-ayat dan hadits-hadits yang datang dari Al Quran dan Al Hadits adapun yang tidak diketahui maka wajib bagi kita untuk diam dan tidak berkata tanpa ilmu.

Hari kiamat memiliki nama-nama yang banyak disebutkan dalam Al Quran seperti Al Qiyamah, Al Haqqah, Al Waqiah, Al Ghasyiah, Al Qariah, Az-Zilzalah, Yaumuddin, Yaumul Qarar dsb. Setelah disebutkan namanya biasanya akan dijelaskan akan kengerian yang akan terjadi ataukah orang-orang yang mendustakannya. Sesuatu yang memiliki nama yang banyak biasanya memiliki peranan yang sangat penting. Misalnya Al Quran memiliki banyak nama seperti: Al Furqan, Al Huda, Al Majid, Al Munzal, dll. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memiliki banyak nama seperti: Muhammad, Ahmad, Al Mustafa, Abul Qasim, Rasulullah, Khatamunnabiyyin dll.

Perihal hari kiamat itu sangat dahsyat dan sangat menakutkan. Mari kita lihat salah satu contohnya dalam Al Quran Surah Azzilzalah Allah taala berfirman:
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),

وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,

وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا
dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",

يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا
pada hari itu bumi menceritakan beritanya,

بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَىٰ لَهَا
karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.

يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ
Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka

Setelah Allah taala menceritakan tentang perihalnya lalu Allah kemudian mengatakan:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Berarti bahwa balasan itu akan sesuai dengan amalan yang dilakukan.
Jadi pada hakikatnya membangun hipotesis dan kesimpulan sementara tentang kapan tepatnya kedatangan hari kiamat itu terjadi dengan berdasarkan kepada Hadits-Hadits tentang tanda-tanda datangnya hari kiamat lalu mengaitkan dengan fenomena dan realita yang sedang berlaku sekarang ini seperti lambang dajjal pada menara tertentu 
adalah tidak perlu. Sebab yang wajib bagi kita ialah mempersiapkan amal shalih sebagai amal penting untuk menghadapi hari kiamat serta mengenali tanda-tanda hari kiamat secara umum saja. Cukuplah apa yang datang dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai petunjuk bagi kita. 
Yang perlu kita persiapkan adalah amal shalih
Amalan kebaikan yang kita kerjakan harus berkualitas dan tidak sekedar jumlahnya yang banyak. Amal yang sedikit tetapi berkualitas jauh lebih baik daripada amalan yang banyak namun tidak berkualitas. Amalan yang berkualitas ialah amalan yang soleh atau terbaik.
Allah Taala berfirman:
الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عملًا 
Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji siapa diantara kalian yang paling baik amalannya.

Seperti apakah amal yang terbaik?
Amal yang terbaik sebagaimana dikatakan oleh sofyan bin uyainah dalam menafsirkan ayat ini ialah wajib memenuhi dua syarat yaitu;
1. Ikhlas semata karena Allah taala; mengapa? karena Allah taala yang memerintahkan secara langsung dengan mengatakan

وما أميرو إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء
Tidaklah kuperintahkan kalian melainkan untuk beribadah secara ikhlas diatas jalan yang lurus.
2. Mutabaah (mengikuti) petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Allah taala berfirman
وما اتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم فانتهوا 
Apa-apa yang telah datang dari Rasulullah maka ambillah dan apa-apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda 
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
Barangsiapa yang beramal dengan amalan atas nama syariat yang mana tidak ada contohnya dari kami maka amal itu tertolak.

Jadi, persiapkanlah amal yang terbaik untuk menghadap Allah taala sebelum datangnya hari kiamat.

Semoga Allah taala menganugerahkan kepada kita semua keikhlasan dalam beramal dan mutabaah (mengikuti) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.