Tuesday, February 11, 2020

Previlege Persaudaraan Itu Jaminan Dari Allah Ta'ala

Catatan sebuah perjalanan di dua kota suci...

Barangkali sebahagian manusia merasakan ketidakridhaan suatu ketika ia tidak mendapatkan perlakuan khusus dalam interaksi sosialnya.

Walaupun mungkin telah disadari bahwa tiap individu memiliki cara yang berbeda dalam men-treat orang-orang disekitarnya bahkan termasuk orang yang telah lama dekat dengannya sekalipun.

Kadang memang naluri manusia ingin selalu mendapatkan layanan platinum pada prinsip tahqiqul Al Maslahah dalam muamalahnya dengan yang lain dan mungkin saja akan merasa kecewa apabila tidak memperoleh apa yang diharapkannya.

Namun jika hubungan ukhuwah, persaudaraan dan tali silaturrahim itu dibangun diatas rasa cinta dan kasih sayang semata-mata karena Allah dan di jalan Allah maka segalanya akan terasa indah dan nikmat.
Pertemuan dengan Al Akh Harun Al Kaluppini dari Enrekang di Masjidil Haram

Perlakuan khusus atau platinum class itu kalaupun tidak didapatkan pada manusia sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala telah jaminkan bagi mereka yang menjalin kasih sayang dengan saudara-saudaranya dengan hanya mengharapkan ridha Ilahi.

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda,
“من عاد مريضًا، أو زار أخًا له في الله؛ ناداه منادٍ بأنْ طِبْتَ وطاب مَمْشاكَ، وتبوَّأتَ من الجنةِ مَنْزِلاً”

“Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, ‘Berbahagialah kamu, berbahagialah dengan perjalananmu, dan kamu telah mendapatkan salah satu tempat di syurga.” (HR. At-Tirmidzi)
Ziarah ke kampus Al Akh Panca Sakti Kamal asal Bone di Universitas Islam Madinah

Bertemu dengan Al Akh Mujahid Siddiq asal Enrekang di Pameran "Ummat Terbaik" di Universitas Islam Madinah

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam juga bersabda

إن رجلاً زار أخًا له في قرية أخرى، فأرصد الله تعالى على مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا، فلما أتى عليه، قال: أين تريد؟ قال: أريد أخًا لي في هذه القرية، قال: هل لك من نعمة تَرُبُّها عليه؟ قال: لا، غير أنني أحببته في الله تعالى، قال: فإني رسول الله إليك أخبرك بأن الله قد أحبَّك كما أحببْتَه فيه”

“Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di sebuah kampung. Di tengah perjalanan, Allah mengutus malaikat-Nya. Ketika berjumpa, malaikat bertanya, “Mau kemana?” Orang tersebut menjawab, “Saya mau mengunjungi saudara di kampung ini.” Malaikat bertanya, “Apakah kau ingin mendapatkan sesuatu keuntungan darinya?” Ia menjawab, “Tidak. Aku mengunjunginya hanya karena aku mencintainya karena Allah.” Malaikat pun berkata, “Sungguh utusan Allah yang diutus padamu memberi kabar untukmu, bahwa Allah telah mencintaimu, sebagaimana kau mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Muslim)

Persaudaraan yang dibangun diatas iman itu punya buah yang manis dan lezat dan dapat dicicipi rasanya oleh orang-orang beriman sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam:
ثلاثة من كن فيه وجد بهن حلاوة الإيمان: أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما، وأن يحب المرء لا يحبه إلا الله، وأن يكره أن يعود إلى الكفر بعد أن أنقذه الله منه كما يكره أن يُقذف في النار”

“Ada tiga golongan yang dapat merasakan manisnya iman: orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai dirinya sendiri, mencintai seseorang karena Allah, dan ia benci kembali pada kekafiran sebagaimana ia benci jika ia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari)
Di Gerbang Utama Universitas Islam Madinah bersama Al Akh Panca Sakti Kamal

Dalam persaudaraan yang terbina ini satu-satunya harapan adalah semoga ianya menjadi amal mulia dalam bertaqarrub kepada Allah Ta'ala dan menjadi jalan pengampunan atas dosa-dosa yang ada serta penuh asa kelak dikumpulkan di syurga Al Firdaus yang tinggi.