Thursday, July 30, 2020

Apakah Hadits Larangan Minum Seperti Unta Adalah Dhoif?

Apakah Hadits Larangan Minum Seperti Unta Adalah Dhoif?

Syaikh Musthofa Al Adawi hafizhahullah dari kalangan mu'ashir menganggapnya dhoif walaupun beliau mengatakan para fuqaha yang lain memiliki syawahid terhadap hadits ini.

Namun sebagai faidah tambahan, ada hadits senada dengan ini terdapat dalam shahih Bukhari hanyasaja tidak ada lafaz janganlah kalian minum sebagaimana minumnya unta, lafaz nya begini:
إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِي الإِنَاءِ ،
“jika salah seorang di antara kalian minum, janganlah bernafas di dalam bejana"

Masih di kitab Riyadhushholihin disebutkan juga hadits muttafaqqun alaihi bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bernafas 3 kali ketika minum. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan yaitu bernafas di luar bejana .

Wallahu a'lam

Semoga Allah Ta'ala mengajarkan kepada kita ilmu yang bermanfaat.

Keutamaan Hari Arafah Bagi Yang Tidak Berhaji


Apakah #berdoa_di_hari_arafah adalah suatu keutamaan yang dapat diamalkan juga bagi yang tidak menunaikan ibadah haji?

Ibadah wukuf di Arafah bagi para jamaah haji pada hakikatnya berkumpul dua keutamaan yang agung yaitu #kemuliaan_tempat dan #kemuliaan_waktu.

Di hari yang mulia ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala paling banyak membebaskan manusia dari neraka. Aisyah radhiyallahu anha meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟

Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata: Apa yang mereka inginkan?” [HR. Muslim no. 1348]

Walakin, apakah berlaku juga bagi yang tidak berhaji?
Sebagian ulama memandang bahwa keutamaan #hari_arafah bukan hanya untuk para #jamaah_haji saja berdasarkan keumuman hadits:

أفضل الدعاء دعاء يوم عرفة
رواه مالك في "الموطأ" ( 500 ) وحسَّنه الألباني في " صحيح الجامع " ( 1102 )

Sebaik-baik doa ialah pada hari Arafah.
(HR. Malik dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Al Jami')

Dalam hadits Tirmidzi yang dishohihkan oleh Al-Albani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَناَ وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِيْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 

Sebaik-baik doa adalah doa hari Arafah, dan sebaik-baik ucapan yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syaiin qadir.”

Apakah boleh datang ke Masjid untuk berdoa pada hari Arafah?

Berkumpul di masjid untuk berdoa, berdzikir pada hari #arafah tidak ada keterangan langsung dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Oleh karena itu Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah tidak mengamalkannya, namun beliau memberikan keringanan dan tidak melarang untuk melakukannya berdasarkan beberapa perbuatan sahabat seperti Ibnu Abbas, Amru bin Huraits radhiallahu anhum.

Kapan waktu yang baik untuk berdoa di hari Arafah?

Waktu yang mustajab untuk berdoa di hari Arafah ditandai dengan masuknya waktu wukuf yaitu dari masuknya sholat dhuhur hingga terbenamnya matahari atau masuknya sholat magrib. Maka selayaknya kita memaksimalkan berdoa dan berdzikir pada waktu-waktu tersebut.

Semoga Allah Ta'ala memberikan taufik-Nya kepada kita semuanya. Dan semoga pada hari yang mulia ini kita termasuk orang-orang yang dibebaskan dari api neraka.

Sumber rujukan:
Dikumpulkan secara ringkas dari berberapa fatwa dan fawaid ilmiah karya para ulama.


Sunday, July 26, 2020

Keteladanan Yang Mengagumkan Dari Seorang Imam Ibnu Baz Rahimahullah Dalam Dakwah dan Akhlak

Kalau kita membaca biografi dan mendengarkan penuturan murid para masyaikh imam dakwah di Arab Saudi seperti Syaikh Ibnu Baz dan Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahumallah dari sisi akhlak dalam berinteraksi dengan manusia maka kita akan terheran-heran penuh takjub dan kagum dengan kemuliaan akhlak para masyaikh yang dikenali sebagai Imam dakwah salafiyah abad ini.

Diceritakan oleh Syaikh Abdurrahim Al-Hindi; Suatu ketika syaikh Ibnu Baz rahimahullah didatangi oleh seorang penuntut ilmu yang penuh rasa ghirah menceritakan kepada Syaikh Ibnu Baz rahimahullah bahwa disuatu negeri kafir ada sekumpulan kaum muslimin yang jarang mendirikan shalat dan suka meminum khamar, apa pendapat mu wahai syaikh? Lalu syaikh mengatakan "alhamdulillah mereka adalah muslim dan mereka butuh dakwah". Lalu penanya seolah kurang menerima jawaban syaikh lalu berkata mereka minum khamar syaikh! Lalu syaikh menjawab mereka masih muslim. Sementara kita tahu bahwa syaikh Ibnu Baz rahimahullah sangat tegas bagi orang-orang yg meninggalkan sholat dan pelaku maksiat namun mauqif kelembutan beliau sangat hikmah dan bijaksana melihat keadaan yg berlaku di suatu tempat.
Semoga Allah Ta'ala merahmati dan mengampuni mereka para ulama kaum muslimin.

Alhamdulillah di kota Riyadh mayoritas para masyaikh itu adalah murid-murid Syaikh Ibnu Baz rahimahullah, mereka selalu menceritakan tentang riwayat dan keseharian mereka bersama Syaikh Ibnu Baz rahimahullah.
Termasuk kami pernah medengarkan kisah langsung dari murid asy-syaikh yang bernama syaikh Muhammad Al Khudhoir hafizhahullah diantaranya ialah kisah tentang jasa dan peran syaikh Ibnu Baz dalam menyelamatkan nyawa Najmudddin Erbakan yang oleh rezim sekuler Turki di zamannya ketika itu mem-punish beliau dengan hukuman mati.
Jadi boleh dikata bahwa ada peran tidak langsung Syaikh Ibnu Baz rahimahullah dalam muncul nya Erdogan dalam kancah politik Turki mewakili Islamis sebagai seorang penerus dari dakwah Erbakan.

Juga ada kisah tentang peranan syaikh Bin Baz rahimahullah dalam menyelamatkan nyawa para dai di Somalia yang hampir di hukum mati oleh pemerintah Somalia ketika itu, Surat menyurat syaikh kepada pemimpin Iran dan ajakan untuk mengikuti jalan ahlusunnah waljamaah, dakwah kepada pemimpin non muslim untuk masuk Islam dll... Subhanallah... Rahimahullah Asy-Syaikh.

Termasuk kebijakan beliau rahimahullah ketika menjabat rektor Madinah untuk merangkul para masyaikh ulama asyairah dari berbagai belahan dunia untuk bergabung di jamiah Islamiyah padahal kita ketahui bahwa pendirian beliau dalam masalah Aqidah sangat tegas terhadap asyairah dan sangat teguh dengan akidah salafiyah.

Semoga Allah Ta'ala merahmati dan mengampuni beliau dan melapangkan kuburnya serta kita diberikan taufk untuk mengambil qudwah dari mereka.

Riyadh, KSA
Di Musim Panas 5 Dzulhijjah 1441 H
Di masa-masa wabah COVID-19 yang sudah tidak lockdown

Tuesday, July 21, 2020

Reposisi Makna Istilah Islam Washathiah

Istilah Islam Wasithiyah dimanfaatkan oleh sebagian orang-orang yg menghendaki jauhnya agama termasuk sekuleris dari kehidupan muslim atau dengan bahasa yang kelihatannya santun "Islam Moderat". Padahal sebenarnya ia adalah sebagaimana kata pepatah "Kalimatul haq yurodu biha al bathil" 
Yang artinya: 
Perkataan yang  benar namun yang diinginkan kebatilan.

Mirip  dengani seruan "tamadzhub" (ajakan bermazhab) yangayang ini yg gencar digaungkan oleh sebagian orang.

Salah seorang syaikh lebih out of the box menganalisis permasalahan ini, Syaikh Abdurrohman Al Mahmud hafizhahullah mantan anggota haiah kibar ulama Arab Saudi  mengatakan bahwa seruan tamadzhub sebenarnya ada motif lain agar nampak dengan bahasa dan kemasan yang lebih halus yaitu mengajak kembali pada pemahaman madzhab dalam furu' fiqhiyah namun pada hakikatnya mereka menginginkan agar dalam masalah ushul aqidah juga dikembalikan kepada ulama-ulama mazhab yang dalam hal ini ada yg keluar dari ushul aqidah salafiah. Dalam artian bahwa seruan tamadzhub adalah sebagian usaha orang-orang untuk menahan shohwah dakwah salafiyah yang terus bergulir. 
Shohwah dakwah salafiyah ialah dakwah yang mengajak kaum muslimin agar tidak terjatuh dalam kungkungan fanatik sempit dalam bermazhab namun bukan berarti meninggalkan madzhab sama sekali yaitu dengan menumbuhkan kecintaan kepada dalil-dalil Al Qur'an dan As-Sunnah bermazhab.

Meskipun beliau mengatakan bahwa tidak diragukan lagi bahwasanya bermazhab dalam masalah fiqh bukan suatu hal yang tercela bahkan sangat penting akan tetapi dalam masalah aqidah harus dikembalikan kepada para salaf dan aqidah para imam 4.

Islam Washathiah atau Islam Pertengahan yang akhir-akhir ini sering disebut sebagai Islam moderat,

Ianya adalah suatu kalimat quraniyah
Washathiah dalam Al Qur'an Allah Ta'ala telah sebutken di surah Al Baqarah
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang "pertengahan" (adil) (Al Baqarah ayat 143)

Dalam kitab Aisarut Tafasir karya Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi rahimahullah dikatakan bahwa Umat Islam dijadikan sebagai umat pertengahan (washathiah), yakni umat yang adil dan umat pilihan;

karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat dan akan bersaksi di akhirat bahwa para rasul telah menyampaikan risalah kepada kaumnya, 

sebagaimana Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam akan menjadi saksi terhadap umatnya, bahwa Beliau telah menyampaikan riasalahnya. Umat Islam adalah umat pertengahan, mereka pertengahan dalam masalah agama antara orang-orang yang ghuluw (berlebihan) dan orang-orang yang meremehkan. 

Contoh pertengahan/washathiah umat Islam adalah mereka tidak seperti orang-orang Nasrani yang berlebihan kepada nabi mereka sampai menuhankannya, dan tidak seperti orang-orang Yahudi yang bersikap kasar kepada nabi-nabi mereka. 

Umat Islam beriman kepada semua nabi dan tidak membeda-bedakannya dalam beriman.
Sementara dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir dikatakan bahwa kemajuan hakikatnya menjadi keistimewaan bagi orang-orang yang berpegang teguh pada ajaran islam, dan keterbelakangan adalah keburukan bagi mereka yang berpaling dari islam, karena dalam lanjutan ayat ini Allah Ta'ala mengatakan:
{ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ }
sesungguhnya ini adalah bukti keterbelakangan dari petunjuk, karena barangsiapa yang membelot dari ajaran Rasulullah hakikatnya dia tidak melihat apa yang terjadi dibelakangnya;
 
dan barangsiapa yang mengatakan kepada 
orang-orang yang berpegang teguh dengan kitab Allah dan Rasul-Nya bahwa mereka adalah orang yang terbelakang, maka kita katakan kepada mereka : kamu lah sesungguhnya orang orang yang terbelakang itu.

Wallahu a'lam.

Semoga Allah Ta'ala senantiasa mengistiqomahkan kita semua diatas Islam yang washathiah dan As-Sunnah.

Friday, July 3, 2020

Kitab Adduror Assaniah Dan Tuduhan Pengkafiran dan Penghalalan Darah Kaum Muslimin

Sebagian orang berhujjah bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah sebagai pengusung akidah takfiri sebagaimana termuat dalam kitab adduror assaniah?


Jawaban:
Pembahasan dalam Adduror Assaniah adalah pembahasan yang berat tidak bisa langsung disederhanakan dan disimpulkan sebatas dari kitab itu saja bahkan sebenarnya adduror assaniah tidak tepat untuk para pemula (mubtadiin).

Kitab adduror assaniah terdiri dari beberapa jilid, tidak dapat disimpulkan tanpa mengumpulkan semua mauqif Syaikh muhammad bin abdul wahab dalam semua tulisan dan risalah beliau. Bahkan sebagian ulama memandang perlu ada semacam madkhal (pengantar) terhadap kitab adduror assaniah supaya dapat dipahami dengan baik substansi pembahasannya sebagaimana kitab Sahih Al Bukhari atau Fathul Bari sebelum jauh membaca dan memahaminya lebih dalam maka sangat dianjurkan keapa qari agar membaca terlebih dahulu al madkhal ila fathilbari atau shahih Al Bukhari misalnya.

Adduror assaniah, secara historicalnya, adalah suatu kumpulan surat², fatwa², nasihat² dari beberapa ulama yang ditujukan kepada para penguasa, yang mana juga berisi tentang adab, fiqh dst.

Karena ia adalah kebanyakannya berupa korespondensi, maka  selayaknya bagi kita untuk memahami konteks pembicaraan penulis dengan benar, waktu penulisan, gaya bahasa orang yang hidup di zaman itu, siyak tarikh pada setiap khitobnya serta surat-surat beliau yang belum dibukukan.

Secara singkat komentar Syaikh Muhammad Assaidi hafizhahullah;

4 marhalah zamaniyah yg perlu diketahui terkait dengan penulisan adduror assaniah;

  1. Tempat penulisan adduror assaniah adalah jazirah Arabia ketika itu yang sangat dipenuhi dg kesyirikan dan masyarakat yang benar-benar jauh dari agama
  2. Pengetahuan orang² tentang agama di waktu itu dan penubuhan serta ekspansi Kerajaan Arab Saudi
  3. Perlawanan terhadap dakwah dan Kerajaan Arab saudi ketika itu
  4. Reaksi terhadap perlawanan kepada dakwah dan perluasan negara sampai pendirian Kerajaan Arab Saudi III

Mengapa sebagian orang-orang beralasan bahwa adduror assaniah adalah kitab yang berisi pengkafiran terhadap kaum muslimin?

Selain pembaca yang bersikap pertengahan dan adil menyikapi kitab ini, pembaca kitab ini juga terbagi pada dua qutub eksrim:
  • 1. Golongan Takfiri (orang yang gemar mengkafirkan umat Islam)
  • 2. Pembenci dakwah syaikh Muhammad bin Abdul Wahab.
Kedua-dua kubu ini sudah membangun mindset berpikir mereka sebelum membaca dan menelaah lebih jauh kitab adduror assaniah sehingga mereka mencoba memberikan interpretasi terhadap perkataan yang samar-samar dalam kitab ini padahal belum membaca secara komprehensif seluruh tulisan syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Lagi pula dalam adduror assaniah adalah surat menyurat yang belum dibukukan semuanya sehingga mengambil kesimpulan sementara dari kitab ini saja sebagai representasi pemikiran syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah tergesa-gesa.

Sebagai pendekatan contoh disini; Ketika Imam Ahmad, Imam Malik dan Imam Ibnu Taimiah jika dibaca satu potongan perkataan beliau saja tanpa mengetahui siapa mereka, apa maksud penulis nya maka akan melahirkan distorsi dan tuduhan tidak berdalil kepada mereka.

Semoga Allah Ta'ala merahmati para ulama dan mengaruniakan kita sikap adil dan bijaksana dalam menyikapi setiap permasalahan.